Can I call you "Ayah", I called you that last night, kamu mungkin tidak dengar, kamu tertidur kelelahan. Semalam kamu temukan surat ku untuk seseorang yang tak pernah aku kirim. Ya, surat itu bukan untuk kamu, untuk orang lain yang pernah ada di hati ku. Tapi itu dulu, dulu sekali. Indah, tapi tetap saja cerita lalu, cerita kini jauh lebih indah lagi, bersamamu yang terindah. Surat itu tak pernah bisa aku kirim, mungkin Tuhan yang mengatur itu semua, bila saja surat itu terkirimkan, mungkin kita tak bisa bersama, kebersamaan terindah yang ingin selalu aku rasakan, selamanya bahkan kurang lama. Aku ingin buang surat itu, tiada berguna. Aku baru mengetahui bahwa seperti itu perasaan ku dulu, begitu penuh emosi, ambisi, kesedihan, rasa kecewa. Itu dulu, cerita lalu. Bukan kini, tiada lagi. Kamu, suami ku, separuh jiwa ku, rasanya masih seperti mimpi, menjalani hidup bersama mu yang aku mau. Itu lagi, selamanya bahkan tidak terlalu lama. Aku tau kamu mengerti, bahwa selur...